Kamis, 19 Agustus 2010

*~*....Cause I'm in Love with U....*~*

Mana mungkin aku berani menduakan-Nya dengan cinta fana
Sedangkan Dialah yang maha memberi atas segala nikmat hidupku
Dan hanya Dialah yang dapat mejagaku kelak dari siksa kubur

Mana mungkin aku sanggup membandingkan-Nya dengan yang lain
Sedangkan Dialah yang tak pernah lalai sedikitpun atas nafas dan detak jantungku

Ketika aku tak memiliki apapun mana pantas aku berkeluh kesah dan meratap
Sedangkan Dialah yang akan selalu ada untukku
Karena sesungguhnya Dia begitu dekat dan aku memiliki-Nya

Bahkan ketika mereka membenciku atas hijabku
Mana mungkin aku sanngup menggerutui perintah-Nya
Sedangkan aku tau perintah hijab dari-Nya adalah untuk melindungi dan menjaga kehormatanku

Dan sungguh mana mungkin gadis lemah dan berat mengingat seperti aku
Dapat lancang kepada-Nya untuk mengkufuri segala nikmat-Nya dan membangkang atas segala rencana indah-Nya
Sedangkan aku tau Dia mencintaiku dan aku pun jatuh cinta pada-Nya...

Untuk "Lelaki-ku"

Aku ingin berkata " aku merindukanmu"
Tapi terasa berat sekalipun telah menggantung ia diujung lidahku
Andai engkau mengerti betapa aku sebenarnya mencintaimu

Aku ingin merasakan lagi betapa hangatnya ketika engkau memelukku
Aku membutuhkanmu pula sebagai tempatQ berbagi
Aku pun ingin dilindungi, dijaga...
Karena hanya engkau satu-satunya laki-laki yang halal bagiku saat ini
Ayah...

Ayah...
dengarkan aku,
Gadis kecilmu ini telah dewasa kini,

Ayah...
Wajah mungil itu kini telah mengenal cinta lain..
tahu kah engkau itu??

Ayah...
Aku kesepian, sungguh sakit rupanya sepi ini

Lama sudah tak kujumpai suamu
Jutaan waktuQ menangis, ayah...
Bagaimanakah kabar-mu wahai lelaki-ku??

Ayah...
baik-baik sajakah ragamu disana?
Maafkan gadis ini yang pernah melukaimu
ampuni kemarahan masa kecilnya

Ayah...
Bila sampai nanti sisa usiaku telah habis
Bila sampai tak ada nafas untukku lagi
dan tetap bagiku tak dapat melihatmu...
dengarkan saja doa hatiku ayah:

"Ayah... maafkan aku...maafkan aku... aku mencintaimu... tak apa bagiku bila tak ada sua bagiku denganmu di dunia ini,, tapi tak akan ada henti doa seorang gadis kecil ini untukmu... doa untukmu lelaki yang kucintai, Dia yang lebih tahu betapa besar gadis ini menyimpan doa dan kerinduannya akan cinta darimu... Dia membantuku menjadi lebih sabar wahai ayah... tak hanya doa untuk Bunda namun semoga Ayah pun disayang Allah disana..."

Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo

“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

*V*....Because I LOVE U....*V*

Ya Allah...
Tak apalah bila aku ini tak secantik mereka
Dapat terlihat cantik di mata-Mu dan suamiku kelak cukuplah itu bagiku

Ya Rabb...
Aku tak takut bila mataku hanya dapat melihat gelap
Karena sesungguhnya aku lebih takut apabila Engkau membutakan hatiku

Ya Illah...
Mungkin aku takut jatuh cinta karena aku takut bersedih dan patah hati
Namun aku tak pernah takut untuk mencintai-Mu
Karena hanya Engkaulah yang tak akan mematahkan hatiku dan membuatku bersedih

Ya Rahman...
Berikanlah aku cinta yang juga mencintai-Mu
Karena aku ingin cintaku dapat membawaku untuk semakin mencintai-Mu
karena sungguh aku takut Ya Allah bila aku kehilangan cinta-Mu bila aku berpaling atas cinta fanaku

Ya Rabbul Izzati
Bantu aku menjaga hatiku
agar ia tetap kaffah menjalankan perintahmu
karena tak akan mampu aku yang lemah ini melakukan segalanya bila tanpa-Mu

Ya Allah...
Tak apalah bila aku ini tak berharta karena aku takut tak sanggup menjaganya
karena aku takut hartaku yang berlimpah akan membuatku kufur dan lalai
Namun jadikanlah aku dapat berbagi walau dalam kekurangan

*v* Bocah Ingusan itu Aku *v*

Bertanya dalam hati,"Siapa aku???"
Dan ternyata aku hanyalah seorang bocah ingusan yang berusaha menjadi gadis dewasa,
Yang menyimpan cita-cita hati menjadi salah satu bidadari (surga) ---> tapi kayaknya ketinggian,
Ingin jadi bidadari (dunia) ---> juga ga kesampean, keterbatasanku terlalu banyak..

Aku membentak hati," Sungguh tak tahu diri kamu! Seorang bocah ingusan yang egois. Masih sering terserang penyakit hati... Mana pantas berjalan di bumi Allah dengan sombong?! Padahal tak satupun disini yang benar-benar milikmu."
Ketahuilah sesungguhnya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan kamu (sekarang). Dan (Dia) (mengetahui pula) hari ketika (manusia) dikembalikan kepadaNya, lalu diterangkanNya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
(Surat An Nuur: 64)

Aku mengecam hati,"Mana tasbihmu untuk kekasihmu?!" bocah ingusan yang masih saja sering lalai!
Padahal kamu tahu:"
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun (QS Al-Isra’: 44)

Aku memukul hati,"hei bocah ingusan apa kamu pikir dapat menyembunyikan rahasia penyakit hatimu!?! tak dicatat dan dibiarkan!? "
... Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak
sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)
(QS Al An’aam: 59)

Sekali lagi kubentak hati," hei mana ibadahmu?!?!? mana bukti cintamu?? Apa kamu pikir nyawamu akan selamanya bertahan padamu?! tak malu kah kamu bertemu kekasihmu tanpa membawa bukti setia?!


Ya Rabb...
Bocah ingusan ini malu...
Tidak menyadari segala ketidaksempurnaan ini..
Melupakan semua keterbatasan ini
Namun masih berjalan diatas bumi yang bukan milikku dengan angkuh dan lupa bersyukur

Sungguh bocah ingusan ini malu...
Sering kali lupa memujiMu namun tetap saja memohon pada-Mu
Terlalu banyak meminta tapi seringkali melupakan-Mu..

Ampun Ya Rabb... Ampun..
Hanya amarah-Mu yang tak sanggup bocah ini bayangkan..
Takut Ya Rabb... bocah ini takut...

Aku takut Yaa Allah, sungguh takut... T_T
Astaghfirullah.... Astaghfirullah... Astaghfirullah... T_T

Wanitaku, Kekasihku, Pahlawanku ♥

Untuk wanitaku yang luar biasa tangguh
Untuk Beliau, wanitaku yang memilikiku seutuhnya
Untuk beliau kekasihku yang selalu menjadi sumber inspirasiku

♥◇━━○◦▪▫○◦▪◦○━━◇◦▪▫♥◦▪◦○━━◇◦▪▫○◦▪◦○━━◇♥

Ibu maafkan aku
Yang hingga kini dan bahkan hingga akhir usiaku nanti
Tak kan mampu bagiku untuk membayar seluruh cintamu

Tak kan sanggup aku
Mengganti nyawamu yang hampir terenggut oleh kelahiranku
Walau seluruh dunia dan isinya menjadi tebusannya

Tapi Ibu,
Semua yang kulakukan di dunia tak hanya untuk menjemput cinta dan ridha-Nya
Tapi aku ingin menjadi pelindungmu dari panasnya api neraka

Biarkanlah aku saja yang menjadi alasmu wahai Ibuku sayang
Tak inginku menjatuhkanmu dalam murka-Nya hanya karena maksiatku

Tak ingin aku menjadi batu penghalang yang menghalangi kakimu
biarkan aku membahagiakanmu duhai wanitaku

Ibu,
Maaf aku tak mempunyai cukup harta untuk memanjakan duniamu
Maaf bila aku tak cukup baik untuk selalu dapat membuatmu tersenyum
Maaf bila selama ini aku tak pandai menghibur hatimu


Tapi Ibu,
Sungguh AKU MENCINTAIMU
Aku ingin menggandeng mesra tanganmu
Ingin melukiskan senyuman di wajah indahmu
Dan aku ingin menghadap wajah-Nya pun denganmu
Denganmu Ibu, Wanitaku



"Yaa Allah inilah wanita agung yang melahirkanku dengan nyawanya, wanita luar biasa yang Engkau jadikan teladan bagiku, wanita hebat yang aku cintai karena-Mu, Lindungi dan sayangilah Ia Yaa Rabb"

I LOVE YOU FILLAH UMMI :*

Syalum Wulandari

_____oooooooooo_______oooooooo
___ooooooooooooo___ooooooooooooo
___oooooooooooooo_oooooooooooooo
___ooooooooooooo A ooooooooooooo
____oooooooooooo L oooooooooooo
_____ooooooooooo U ooooooooooo
______oooooooooo M oooooooooo
_________ooooooooooooooooo
___________ooooooSoooooo
_____________ooooooooo
______________oooooo
_______________oooo
_______________ooo
______________oo
_____________o
___________o
________oo
______ooo
_____oooo
___oooooo
___ooooooo
____oooooooo
______oooooooo
________oooooooo
_________ooooooo
_________ooooooo
________oooooo.....
_______ooooo..........
_____ooooo..............
___ooooo.................
__ooo....................
__oo...................
__ o....................

Perempuan dari Andara

Menuju Puncak, Bogor
Andri menawarkan diri, ingin sekalian ikut, melihat-lihat tempat kerjaku, cottage. Terletak menjelang kawasan Puncak, Cipayung, Jawa Barat. Usai shalat Magrib berjamaah di musholla stasiun, kami bergegas meluncur.

�Rua�payu�rua payu!� pekik kenek naik turun. Berebutan.
Rua payu? Adakah nama daerah itu di kawasan Puncak? Setelah ku renungkan, rupanya yang dimaksudkan oleh para kenek itu, Cisarua dan Cipayung! Ah�ada-ada saja ulah mereka itu!
Di atas angkot, sederet cerita Andri mengalir. Bagaimana seharusnya menjadi sosok pribadi muslim, keprihatinnya terhadap dunia internasional yang selalu menskreditkan ummat islam, sampai masalah Palestina.

Hujan lebat menyambut kedatangan kami di Cipayung. Untung, tepat di pertigaan jalan hendak menuju ke cottage, hujan mereda seketika. Alhamdulillah. Usai makan malam, shalat isya berjamaah, kemudian murojaah, istilah Andri yang segera kuakrabi, kami banyak tafakur. Arak awan mulai disapu bayu. Andri kulihat pulas melawan lelah dan dinginnya hawa kawasan Puncak.
Sepertiga malam, Andri membangunkan tidurku. Berjamaah, qiyamul lail kami dirikan. Aku paksakan diri untuk menyempurnakan, sebelas rakaat, meski kantuk menyerang tak tanggung-tanggung.

Ba�dha Subuh. Di tengah gumpalan kabut Cipayung. Andri pamit. Ada mata kuliah jam delapan. Aku antarkan ke jalan raya Bogor-Puncak.
Aku bekerja full time! Libur hanya satu hari dalam sepekan. Hari Sabtu. Sudah tradisi, aku biasanya pasti pulang kembali ke kos-an.
Menjelang keberangkatanku kembali ke Depok. Aku sibuk membolak-balik adress book. Mencari nomor telepon dan nomor HP yang pernah dituliskan Andri.

KRL Jabotabek, Bogor-Depok.
Dalam perjalanan balik ke Depok. Mentari setengah meninggi. Anganku berpacu tentang kondisi pekerjaanku yang sudah setengah-setengah hati aku jalani. Aku mau keluar! Aku mau pindah! Bagaimana karir kepenulisanku? Bila harus dan terus memaksakan diri dengan sesuatu yang tak lagi aku nikmati, rasanya sia-sia.

Stasiun Pondok Cina.
Kutelusuri gang sempit jelang ke kos-an. Letih menyergap di ruas-ruas sendi. Sesampai di sana lengang tak berorang. Kemana teman-teman lainnya? Ah, selalu begitu. Yang namanya mahasiswa, selain jadwal kuliah yang mau tak mau harus dipatuhi, tak ada lagi. Begitu tak ada perkuliahan, bebas suka-suka kemana saja.
Aku membolak-balik adress book ulang. Hhm... ada nomor telepon rumahnya juga dituliskan Andri. Akan kucoba. Itung-itung silaturrahmi.

Tepat mentari tegak lurus menghujamkan sinarnya di ubun-ubun kepalaku, belum juga kutemukan rumah perempuan itu, yang berarti kediaman Andri. Tak dapat kubayangkan seperti apa gerangan sosok perempuan itu. Pertanyaan satu persatu serta merta berpacu dibenakku tentang bayangannya. Sifat seperti apa gerangan yang dimiliki perempuan itu, hingga mampu menyepuh anaknya berbudi emas seperti itu. Setidaknya itu kesanku sejak pertama kali bertemu sampai saat ini.

Andri, anak muda dua puluh tahun itu memberiku sesuatu! Dan�itu takkan bisa kugantikan dengan apapun. Walau ia sendiri tak menyadari. Tapi buatku, justru menimbulkan keinginan untuk mengetahuinya lebih dekat. Ya, keluarganya. Adik-adiknya yang dua orang itu serta ibu-bapaknya.
�Bisa timbul fitnah!� sela teman sepengajianku saat aku menceritakan niatku hendak mengunjungi perempuan itu.

�Fitnah? Ah�yang benar aja! Yang akan aku kunjungi itu sudah Ibu-ibu, kok!?� keningku mengkerut.
�Justru karena itu,� angguk salah seorang dari temanku itu pertanda mendukung setuju.
�Umur ibunya berapa?�
�Yah..aku belum tahulah! Aku saja baru berencana mau kesana!�
�Kalau anaknya yang paling besar sama usianya dengan kita, berarti empat puluhan sudah ada kali ya!?�

�Kok�jadinya mempermasalahkan umurnya sih? Niat dan tujuanku hanya satu, ingin menambah kenalan. Apalagi aku sudah berkenalan, cerita panjang lebar dengan anaknya. Kesanku, Andri senang berteman denganku. Buktinya, Andri berulang kali memintaku datang, walaupun ia sedang tak berada di rumah. Ya, itung-itung silaturahmi sekalian! Bolehkan?�

Berbekal nomor telepon rumahnya yang diberikan Andri. Aku beranikan diri menelpon.
Aku meluncur dari Pasar Minggu. Kemudian, naik angkot 61 warna biru. Turunnya di jalan Andara. Ku abaikan dengan sedikit senyuman tawaran para tukang ojek yang mangkal di bagian depan jalan.
Bukan karena aku belum tahu persis alamat yang hendak kutuju. Tapi, karena uang di dompetku yang memang pas-pasan, kalau tak patut disebut lagi cekak!

Akhirnya, berjalan kaki adalah pilihanku nomor satu. Kata pakar kesehatan, jalan kaki itu salah bentuk olah raga paling murah, meriah pula. Tentunya dapat menyehatkan badan.

Di Jepang, para lansia banyak yang berumur panjang, konon dari yang kubaca, rata-rata dari mereka, banyak yang suka memilih berjalan kaki kemana-mana.

Kalau dibawakan ke Jakarta, agaknya kurang tepat. Bayangkan saja, nyaris disetiap sisi jalan trotoar Jakarta, ramainya oleh para pedagang kaki lima! Bagaimana bisa menikmati jalan kaki seperti di negeri Sakura itu?
Masuk ke tikungan kedua. Tanda-tanda rumah yang mendekati nomor itu belum juga ada. Mau menelpon lagi, wartelpun tak nampak dari sekitar sini.

�Maaf, Bu! Mau nanya, dimana rumah Andri, ya?�
�Andri yang mana, ya!?�
�Anaknya putih, tingginya sedang.�
�Anaknya siapa toh?� celetuk seorang dari mereka.
�RT-nya... RT berapa, Dek!?� imbuh yang lainnya penasaran.
�001, No 04!�
�Ooo�Andri anaknya Bu Yayuk itu loh, Mbak!� mereka saling pandang, saling menebak.
�Andri anaknya Bu Yayuk bukan!?�
�Wah, saya nggak tahu, Bu!�
�Adek lurus ke jalan ini, ketemu rumah di depannya, ada seperti pendopo, belok kanan. Rumahnya cat hijau! Nanya disitu ya!?� wakil dariiIbu-ibu itu seperti menaruh iba padaku.
�Terima kasih, Bu!�

Jalan Andara
Sederhana sekali bangunannya. Lima batang tanaman penghias dalam pot yang dipajang rapi di depannya menambah kesan asri. Teras depan berpadu elok dengan semua dinding. Menyejukkan setiap mata yang memandang. Walau ukuran bangunannya hanya seperti rumah petak biasa.
�Assalamualaikum!� sapaku hati-hati.
Takut salah alamat. Begitu mataku tertumbuk ke sebuah papan alamat yang dipajang di dekat pintu masuk, persis sama dengan yang dituliskan Andri, takutku sirna tiba-tiba.

�Walaikumsalam! Sebentar!� ramah sekali kedengarannya.
�Saya Ari, temannya Andri!�
�Ooo�Mas... yang dibilang Andri, penulis itu ya?�
�Bukan penulis, Bu! Saya masih belajar kok di dunia tulis-menulis!� ujarku santun.
Perempuan itu berlalu ke ruang dapur. Jilbab putih polos ukuran jumbo itu sedikit mengibas ujungnya ulah kipas angin yang dipasang di tengah rumah.

�Silahkan di minum, Mas! Sekalian di makan kuenya!�
Segelas syrup rasa orange. Beberapa buah jeruk. Dalam sungkan aku berusaha menikmatinya.
�Maaf, beginilah rumah Andri!�
�Ooo nggak apa-apa, Bu! Di sini sangat sejuk dan asri sekali!�
�Susah nggak mencari alamatnya? Naik apa tadi ke sini?� sapanya ramah.
�Nggak, Bu! Gampang kok! Tadi, jalan kaki saja, biar sehat!� tangkisku ringan memupuk kepercayaan diri.

Tak lebih tiga jam aku bertamu. Aku pamitan.
�Nggak nunggu Andri dulu, Mas? Tadi Andri nelpon ke rumah. Pulangnya agak sore, katanya!�
�Nggak apa-apa, Bu. Lain kali, insya Allah saya datang kemari lagi!�

Aku lewati kembali rute yang sama. Usai menunaikan shalat dzuhur di sebuah mushalla dekat situ, aku renungi kata-kata Ibu tadi.
Andri banyak berubah setelah masuk Rohis. Ibu itu sendiri memutuskan hijrah, selalu berkerudung ukuran jumbo, menjadikan rumahnya sebagai tempat mengaji bagi Ibu-ibu di sekitar tempat itu. Ia sengaja memutuskan pensiun dini dari sebuah perusahaan telekomunikasi terbesar, semata-mata ingin mencari apa-apa yang sesungguhnya di ridhoi Allah!

Semua penuturannya itu bisa ku maklumi. Mungkin malah alasan yang sudah basi. Hal semacam itu banyak pula dialami oleh perempuan-perempuan yang lainnya! Jadi apa istimewanya dengan perempuan itu?

Yang menarik dan membuat kepalaku menggeleng-geleng adalah keputusannya berpisah dari suaminya. Bapak bagi tiga anaknya.
�Bapak suka bermain-main dalam masalah aqidah!�
�Maaf maksud ibu!?�
�Bapak berani sekali menebak-nebak masalah nasib orang!�
Ingin aku tanyakan, apakah Bapak seorang paranormal? Tetapi tak enak.

Menanyakan sesuatu yang sensitif buat seseorang adalah tak baik! Sebisa-bisa mungkin carilah pertanyaan yang pengganti! Yang membuat orang merasa diperhatikan! Mengiang di telingaku nasehat teman-teman sepengajianku.

�Begini, Mas! Bapak mengaku pernah didatangi anggota Walisongo. Rumah ini di lindungi oleh Pangeran Jayakarta, anak-anak akan diwariskan oleh bapak semacam ilmu kebatinan, biar bisa terlindungi. Bahkan, bapak secara tak langsung menjadikan rumah ini sebagai praktek kerjanya. Dijadikan tempat buat orang-orang di sekitar sini untuk berkonsultasi. Berbagai macam-macam persoalan. Orang-orang menanyakan bagaimana nasibnya, kalau ia terus bekerja di bidang itu? Bidang ini? Bagaimana cara supaya jualan di warungnya makin laris? Apa benda keramat yang harus dipasang? Bagi para isteri-isteri di sekitar sini, ingin tahu cara apa rahasianya agar tetap disayang suami? Bahkan ada yang minta diberitahukan resep, bagaimana suami tak berpaling ke wanita lain? Sedang yang berprofesi sebagai pekerja kantoran, menanyakan bagaimana triknya agar jabatan aman! Tak diganggu oleh pekerja yang lain? Kalau bisa naik jabatan tiap bulan! Bagi para manula menanyakan, bagaimana resepnya agar selalu tampak awet muda.�
Mulutku membulat. Kepalaku mengangguk-angguk dibuatnya.

�Apakah dengan berpisah itu cara terbaik, Bu?�
�Sebenarnya itu memang bukan pilihan terbaik, di antara yang terburuk. Ibu paham, bercerai adalah salah satu perbuatan yang dibenci oleh Allah. Tapi setelah ibu pikir-pikir, renungi, inikan masalah tauhid, ibu khawatir anak-anakkan bertambah besar, kalau satu persatu nanti tergelincir dalam masalah tauhid ini, ibu rasa itu sangat berbahaya. Baik di dunia apalagi di akhirat nantinya! Wallahu�alam!�

Nafas ku hela dalam. Mencoba mengerti hati perempuan ini. Di saat ia sedang berupaya mengkaji lebih dalam agama Allah, lewat bimbingan seorang ustadzah, di saat ia putuskan benar-benar kaffah menjalankan syari�at, suaminya malah memberikan contoh yang sangat rentan menggelincirkan keyakinan.

�Mungkin sikap ibu ini tidak syar�i sama sekali! Tapi di satu sisi, demi perkembangan jiwa anak-anak ke depan, ibu memilih berpisah saja! Andri, anak yang sulung, ibu tekankan untuk selalu menyambungkan tali silaturrahmi, selalu membentengi diri dengan shaum Senin-Kamis, tilawah Al-Quran 1 juz I hari, membaca Al-ma�tsurat tiap pagi dan petang hari, tebarkan salam, dan yang tak boleh lupa, menyisihkan sedikit dari rejeki tiap hari, buat infaq, sedeqah serta derma!�

�Prestasi ibadah Andri lainnya, Bu? Maaf, bukan hendak menimbulkan ujub di hati ibu, tapi sebagai contoh buat anak-anak muda seperti kami.�
�Sudah delapan tahun ini, Andri ikut dalam satu kelompok mengaji. Qiyammul lail, sunat fajar, dhuha, istikharah, ibu tekankan benar jangan sampai ditinggalkan! Usai kuliahnya nanti, harapan ibu, Andri bisa menjadi pemuda mandiri. Kalau dimungkinkan, ibu mengharapkan, ia menjadi enterpreneur sejati, wiraswasta, pedagang sukses yang islami. Terserah! Asal bergelut di bidangnya, ekonomi, tapi ekonomi syari�ah! Ibu tak ingin Andri punya mental kantoran! Andri harus punya skill mandiri!�
�Kenapa ibu tak ingin Andri menjadi pekerja kantoran? Ya, karyawan begitu!?�

�Medan dakwah butuh dana yang tidak bisa dibilang kecil. Kalau dana yang di infakkan bersumber bukan dari usaha sendiri, di khawatirkan nantinya akan rentan dan tergantung dari maju mundur kinerjanya kita di perusahaan tersebut. Bukan tak mungkin, harus melaporkan dulu kepada atasan! Sedang rata-rata pengusaha besar di negeri ini....Mas sudah tahu sendirilah! Bila dari sekarang ditekadkan merintis usaha, wiraswasta sendiri, takkan ada waktu tenggang untuk mengucurkan bantuan dalam bentuk apapun! Kapanpun!�

Kekagumanku pada jalan pikiran ibu itu, yang merentas waktu jauh ke masa depan, sungguh di luar dugaan.

Mataku menyisir kitab-kitab dan buku-buku, serta majalah-majalah islami yang tesusun cantik pada rak buku di salah satu ruang kamar rumah itu. Perpustakaan pribadikah?

Wisma Putih, Kawasan Kapuk
Sesampai di kost, aku membayangkan, bila saja aku disepuh oleh seorang ibu semacam itu. Entah jadi apa diriku nanti! Juru dakwah, itulah di antara niat di hatiku.

Sejak itu, aku semakin sering berinteraksi dengan Andri. Ibaratnya, bila orang berteman dengan penjual minyak wangi, maka ia akan terkena cipratan wanginya. Begitu pula pertemananku dengan Andri pada akhirnya.
Semua bermula hanya dari tebarkan salamnya seorang Andri. Dilanjutkan sampai berkenalan lebih jauh untuk kesekian kalinya. Bahkan aku sampai diajak Andri ke Yogyakarta. Berkenalan dengan semua anggota sanak familinya yang tinggal di kota Budaya, yang juga kota Pendidikan itu.

Dari semakin saling tukar cerita, saling sehat menasehati, perlahan aku mulai benar-benar punya kebiasaan seperti Andri.

Beberapa ritual ibadah yang tak pernah aku tinggalkan sampai kini. Qiyamul lail, shalat sunat fajar, dhuha, membaca Al-Quran 1 juz I hari, adalah ulah sentuhan tausyah Andri. Entah apalagi. Aku berharap bisa berbudi emas pula!
Dan menjelang masa kerjaku habis di cottage itu, Aku diminta Andri untuk datang ke rumahnya, di daerah Andara.

�Mas Ari, kata Ummi, sekarang Mas bukan siapa-siapa lagi, tetapi sudah dianggap keluarga sendiri. Anak angkat Ummi!� ujar Andri dengan senyum penuh arti.

Ummi? Siapakah yang disebut-sebut Andri dengan sebutan ummi? Lama aku menyangsikan apa yang dikatakan Andri itu. Aku berpikir keras apa maksudnya berkata begitu? Benarkah aku aku akan menjadi anak angkat Ummi? Yang berarti anak angkat ibu itu! Anak angkat dari sebuah keluarga yang selalu sibuk dengan urusan agama.

Apakah yang diceritakan oleh Andri tentang diriku kepada ibunya, hingga memutuskan tiada ragu sedikitpun jua, menganggapku anak angkatnya sendiri.

Ummi dan Andri, sama-sama terjun pula ke sebuah organisasi pergerakan da�wah. Keduanya kini menjadi aktivis. Dan juga, saat ini keduanya sedang menyiapkan diri menjadi murobbi yang sukses.

Mataku berlinang-linang di sela-sela bacaan murottal yang dilantunkan Andri. Sementara aku bergiat mempertebal keyakinan diri. Aku tak perlu terlalu asing lagi hidup di rantau orang. Aku tak perlu merasa sendiri lagi. Tak perlu menitikkan air mata lagi, bila semua masalah tak bisa ku pecahkan sendiri.

Yang paling menambah semangat baru dalam hidupku, Andri bersedia menjadi saksi, saat pernikahanku nanti!

Aku merangkai hari lebih berwarna lagi. Sebab, yang semula biasa ku menyapanya ibu, kini harus ku biasakan memanggilnya Ummi. Di mataku ia memang bukan perempuan biasa. Perempuan itu...ummi...juga guru mengaji.

Baru kini aku menyadari, ternyata kedatanganku pertama kali, seharusnya menanyakan dimana rumah guru mengaji tanpa digaji itu? Jawabnya tentu saja perempuan dari Andara.

Ich Liebe Allah ♥

ღ`*.¸.*´
¸.•´¸.•*¨) ¸.•*¨)
(¸.•´ (¸.•´ .•´ ¸¸.•¨¯`• ღ



╔ღ═╗╔╗
╚╗╔╝║║ღ═╦╦╦═ღ
╔╝╚╗ღ╚╣║║║║╠╣ ALLAH ♥
╚═ღ╝╚═╩═╩ღ╩═╝



███▒▒▒▒▒▒▒▒▒
 █▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
 █▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
████▒▒▒▒▒▒▒▒▒
     █▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
     █▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
     █▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
     ████▒▒▒▒▒▒▒▒▒
         ████▒▒▒▒▒▒
         █  █▒▒▒▒▒▒
         █  █▒▒▒▒▒▒
         ████▒▒▒▒▒▒
   █   █▒▒▒▒▒▒▒▒
   █   █▒▒▒▒▒▒▒▒
    █ █▒▒▒▒▒▒▒▒▒
    █ █▒▒▒▒▒▒▒▒▒
     █▒▒▒▒▒▒▒▒▒
        █████▒▒▒▒▒▒▒▒
        █▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
        ███▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
        █▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
        █████▒▒▒▒▒▒▒▒


♥░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░♥ ♥░░▓▓▓▓░░▓▓░░░░▓▓░░░░░▓▓▓▓░░▓▓░░▓▓░░♥ ♥░▓▓░░▓▓░▓▓░░░░▓▓░░░░▓▓░░▓▓░▓▓░░▓▓░░♥ ♥░▓▓▓▓▓▓░▓▓░░░░▓▓░░░░▓▓▓▓▓▓░▓▓▓▓▓▓░░♥ ♥░▓▓░░▓▓░▓▓░░░░▓▓░░░░▓▓░░▓▓░▓▓░░▓▓░░♥ ♥░▓▓░░▓▓░▓▓▓▓▓░▓▓▓▓▓░▓▓░░▓▓░▓▓░░▓▓░░♥ ♥░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░♥


..........♥.. ♥
........♥.........♥
.....♥...............♥
...♥....................♥
..♥......................♥
.♥........................♥... ......♥....♥
♥.........................♥... ♥..............♥
.♥.........................♥.. ..................♥
..♥.........................♥. ................♥
...♥.......................... ...............♥
.....♥........................ ...........♥
........♥..................... .......♥
...........♥.................. .....♥
...............♥.............. ..♥
..................♥..........♥
.....................♥.....♥
......................♥..♥
........................♥
........................♥
.......................♥
........................♥
..........................♥

♥ ^_^ ♥

Ini (hanya) Tentang Cinta

Tulisan kali ini cume pengen cerita tentang sebuah kisah cinta. Bukan kisah cinta yang lebay apalagi ditulis secara alay. Bukan juga aku pengen sok-sok-an belajar jadi roman picisan yang geje, hehehe.

Tulisanku kali ini untuk dia. Laki-laki yang benar-benar aku cintai, aku telah mencintainya bahkan ketika usiaku belum cukup untuk mengerti apa itu cinta. Dan seandainya ada yang bertanya siapa laki-laki yang telah berhasil mencuri rinduku, jawabannya adalah dia.
TENTANG CINTA

Baru sekali aku pernah melihat dan mendengar langsung seorang suami yang begitu berbinar matanya ketika ia menceritakan betapa ia mencintai istrinya. Betapa hebatnya ia bercerita tentang cinta seolah-olah ia adalah remaja yang tengah jatuh cinta padahal wanita yang ia cintai telah 18 tahun meninggal dunia. Setiap akan tidur, lelaki tua itu sering menatap dalam-dalam wajah istrinya dalam lukisan yang tergantung di dinding kamarnya. Bahkan ketika maut hampir menjemputnya, ia dengan senyum khasnya masih saja sempat berkata kepada cucu perempuannya bahwa istrinya adalah wanita terindah yang pernah ia temui.

Lelaki tua itu adalah kakekku, Beliau adalah kakek yang merangkap pula sebagai ayah bagiku, Lelaki yang melindungi dan menjagaku. Laki-laki yang begitu menginspirasiku hingga saat ini. Meski 8 tahun sudah lelaki tua itu pergi tapi hati ini masih mencintai sosok pemilik mata teduh itu.

Dear Eyank,

I still remember ur voice and ur smell
I still can imagine ur eyes and the way u smile.
The things I love the most is when u touched my head and when u kissed my forehead before pray jum’ah.
That was so sweet eyank, do u see how much I miss u rite now..
And now, I just can wish that we could meet again in jannah someday, Amin
Tulisan kali ini cume pengen cerita tentang sebuah kisah cinta. Bukan kisah cinta yang lebay apalagi ditulis secara alay. Bukan juga aku pengen sok-sok-an belajar jadi roman picisan yang geje, hehehe.

Tulisanku kali ini untuk dia. Laki-laki yang benar-benar aku cintai, aku telah mencintainya bahkan ketika usiaku belum cukup untuk mengerti apa itu cinta. Dan seandainya ada yang bertanya siapa laki-laki yang telah berhasil mencuri rinduku, jawabannya adalah dia

Kami pun (ingin) Menjadi Seorang Istri (Someday) :">

Dan mungkin ini bercerita tentang sebuah mimpi mulia yang pasti dimiliki siapapun tapi kali ini hanya ada cerita tentang mimpi para -wanita :)





Sebenernya udah sejak kulaih semester 2 ga tau kenapa hati ini digelitik perasaan INGIN NIKAH, hohoho. Dan Ok aku pun realistis bahwa Nikah itu ga gampang dan ga mungkin sekarang, haahha

Entah mungkin akhirnya naluri wanita dewasa udah menjangkiti ato gimana, tapi jujur aja berdasarkan survei yang aku lakuin ke temen2 cewe, mereka sebagian besar pernah memimpikan INGIN MENJADI SEORANG ISTRI *yaiyalah pasti* :P

Kami para cewe kalo ngumpul pasti punya banyak bahan obrolan, mulai dari yang ga penting sampe yang pentuing banget . Salah satunya adalah nikah, yup, hohoho. keinginan yang mulia bukan?? hmmm menurutku keinginan saja udah dapat dinilai mulia loh, soalnya bisa dibilang hanya sedikit gadis-gadis yang berani memimpikannya. Sisanya?? hmm tentu aja masih pengen bergelut ma *dunia remaja* hehehe (OK aku dah ga remaja lagi, huh!) >_<

Pernah suatu hari sahabatku dapet undangan nikah dari temennya, aku juga liat undangannya sih dan jujur pas abis baca tuh undangan, kita berdua langsung senyum-senyum geje, Entah ada apa di pikiran kami saat itu, Merasa ikut seneng? yup so pasti itu, tapi sisanya ?? KAMI JELES!! hahaha :'(

Kami cuma bisa bayangin hal-hal ngaco tentang gimana nanti kalo kami nikah, punya anak, jadi tauladan dan bla bla bla *biasa cewe* -_____-!

Tapi abis bermimpi kami pun harus balik lagi ke realita, “Kerja Woy ” hahahaha. Yup biarkan kami hanya berani bermimpi setidaknya kami memiliki sedikit impian manis Aku pun masih ingin meraih citaku, sama seperti mereka. Dan aku pun masih ingin membahagiakan wanitaku. Biarlah Allah saja yang mengaturnya nanti, aku dan mungkin kami para wanita hanya menunggu “diminta” oleh lelaki yang dipilih ma Allah, Lelaki yang terbaik ^_^

Yup tapi itu biarlah kami, tentang kami yang mungkin hanya masih bisa bermimpi saat ini. Tapi nanti, suatu hari nanti Allah pasti ngasih kekasih yang baik hati banget buat kami, buat kami para cewe, ups… wanita aja deh (biar kliatan dewasa) yang udah berani bermimpi :)

*Istri yang baik itu :: mampu menyejukkan hati suaminya, lemah lembut tutur katanya, patuh pada suaminya, mampu menjaga aib suami, menjaga hartanya, tidak banyak menuntut, pengertian, dan sabar..."
Yaa Rabb, We wish that we could be a good wife, someday... Amin ^_^ ♥

♥ UNTITLED ♥

Malam ini Yaa Rabb

Malam ini akhirnya gadis itu bisa lagi bertemu dengan-Mu

Tak peduli sakitnya yang pedih bila terkena air

Tak peduli bila ternyata sakitnya makin menjadi-jadi jika terkena dingin berlebihnya air

Sungguh dia rindu pada-Mu

Dia memang sedikit tak tau diri menurutku

Terlalu banyak merayu-Mu dan meminta banyak hal pada-Mu

Namun setauku

Ia selalu mengharapkan...

Suatu hari Kau menjawab kerinduannya ini ketika ia bersujud menemui-Mu

Yaa Rabb, Engkau pastilah tahu betapa ia takut kesepian

Ia hanya berharap bila kerinduannya akan-Mu terjawab suatu hari nanti

Engkau akan selalu…

Menemaninya dengan kain putih terakhirnya

Menemaninya disaat gelapnya membutakan matanya

Menemaninya saat sempit ruang itu menghimpit rongga nafasnya

Menemaninya dan memeluk tidur panjangnya

Hingga nanti Kau bangunkan ia dengan keadaan sebaik-baiknya ^_^

I Just Pray and Dreaming, and I Wish It Could Be True ^_^

Aku bermimpi dan aku pun berharap

“Yaa Allah ketika aku mati, ijinkan aku tetap Kau jaga”

Aku berdoa dan aku pun meminta

“Yaa Allah, ijinkan kami yang telah saling mencintai karena-Mu untuk dapat berkumpul kelak di jannah milik-Mu”

Aku bermimpi dan aku pun berharap

“Yaa Allah aku jatuh cinta, dan aku mencintainya karena-Mu dan aku berharap Engkau meridhoinya”

Aku berdoa dan aku pun meminta

“Yaa Allah pemegang seluruh hidupku, jagalah ia yang telah menjagaku dan menghargai kehormatanku karena ia takut pada-Mu”

Aku bermimpi dan aku pun berharap

“Yaa Allah, aku ingin bertemu dengan lelakiku dan almarhum kekasihku yang telah Kau jemput”

Aku berdoa dan aku pun meminta

“Yaa Allah jadikanlah aku anak “manis” bagi ibu dan ayahku, dan kelak aku mampu menjadi istri baik hingga aku dapat menjadi ibu yang baik pula bagi anak-anakku”

Yaa Allah, Rabb-ku, kekasihku, Sesungguhnya ada begitu banyak doaku pada-Mu, hanya saja aku ini malu dan merasa tak pantas jika hanya keluh dan permintaan manjaku yang kudahulukan pada-Mu, sedangkan aku bahkan sering kali melupakan, mengabaikan “perasaan-Mu” .

Yaa Allah, entah kenapa bukan maksud hatiku untuk meminta-Mu menjemputku, tapi terkadang rinduku pada-Mu tak terperi. Inginku melihat-Mu, namun terkadangpun aku yang hina ini malu Yaa Rabb atas segala dosaku

Yaa Allah, terimakasih telah menjagaku. Terimakasih telah menjadikanku mampu bertahan, terimakasih atas benteng hati yang sungguh begitu indah

Aku mencintai-Mu, tak perlulah aku menuliskannya pada pohon, batu, tanah, atau apapun. Cukup bagiku Engkau selalu mengetahui isi hatiku dan di sanalah aku akan bahagia menyadari bahwa Kau mengerti seberapa dalam cintaku ini. ^_^

Rabu, 18 Agustus 2010

aku yang tak pernah ~ (sempurna) ~


Inilah aku dengan segala keterbatasanku
Inilah aku dan segala kekuranganku yang berlebih sedangkan kelebihanku yang berbatas

Aku yang hanya mampu melakukan segalanya dengan cara sederhana dan tak mampu menjadikannya sesuatu yang istimewa

Termasuk dengan caraku mencintai

Bukannya aku terlalu rendah diri tapi hanya saja aku ini pemalu, sungguh malu

Maaf jika aku tak mampu seperti mereka

DAN KETIKA AKU JATUH HATI




Kubiarkan hatiku mencintai seperti apa yang aku mau

Mencintai dengan caraku

Mencintai dengan sederhana

Mencintai dengan penuh rasa takutku kepada Rabb-ku.

Dan demi Rabb-ku yang nyawaku ada di tangan-Nya

Aku akan tetap menjaga hati sekuat mungkin agar ia tak bergerak terlalu jauh

Dan tak akan pernah hatiku menduakan-Nya dengan cinta yang lain.

IT'S ME

Aku adalah gadis introvet yang selalu memilih diam dan memikirkan yang terjadi di sekitarku

Aku seorang gadis biasa dengan hobi-hobi yang tak wajar (baca: Autis) ^_^

Aku menyukai sepi ketika aku berpikir namun aku tak pernah menolak keramaian bersama mereka yang kucintai

Aku gadis tunggal milik ibuku yang tak pernah lelah mencintainya dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi ketegaran hidup

Aku berdiri sebagai gadis penuh emosi yang memilih meluapkan amarah, sedih, takut, dan bahagiaku melalui tulisan sederhana dari jemari kurusku

Dan aku hanyalah gadis sederhana yang sedang belajar bagaimana menjadi wanita yang dicintai Rabb-nya
And Who am I???


Aku terbiasa diam memendam apapun yang kurasa, walau dalam waktu-waktu tertentu aku terkadang mengeluh kepada mereka yang dekat denganku tapi aku tak pernah ingin mereka tau apa yang sebenarnya ada dan berenang-renang di pikiranku

Bukan sok kuat atau terlalu gengsi mengakui kelemahan diri, aku hanyalah seorang gadis yang TAK PERNAH MAU DIKASIHANI

Selama aku bisa berdiri sendiri dan berlari aku tak ingin seorangpun mengajari tentang bagaimana caraku berlari namun aku tak akan menolak pertolongan mereka yang dekat denganku ketika aku pun mulai terseok-seok dalam langkahku dan aku tak akan segan menerima saran mereka atas cara berlari yang baik :)

Aku tak pernah mau diatur oleh aturan-aturan di luar logika
Aku tak suka dengan mereka yang berusaha merubah paksa ideologiku

Dalam diam pun aku adalah seorang keras kepala dengan sikap pemberontak (begitu kata ibuku)

Aku mudah menangis, tapi bukan berarti aku lemah dan tak berdaya atas hidupku, hanya saja meski aku menjadi wanita yang paling tangguh sekalipun tetap saja secara kodrati aku memiliki hati halus yang mudah terluka.

Namun sedikit berbeda dengan mereka yang mungkin hanya menangis dengan air mata, aku pun dapat menangis melalui jemari kurusku tanpa harus berteriak meraung-raung di atas lukaku
Hidup dan realitaku adalah manis bagiku meski tak istimewa

Hidup dan realitaku tak ingin kulihat hanya dengan sisi sempit mataku

Dan aku pun belajar memahami dari berbagai macam sisi yang tak pernah terjamah

My poem


leaning on a treespread sunshineyellow

seabird friendly cloudthey sing the song twilightsoftly, soothing my soul

the cold wind blowsI wish someone gave me a hugto warm my heart againto make me smile againto make me feel alive again

but that is only limited to my dreamsI'm not in space and time

alone is not badand slowly I got usedlive without the romanceand I enjoy it

I'm not giving upbut I have not time

I'd better writethan cry

I'd rather be alonerather than hurt, and hurt you

my dream is too muchand should I grabbefore I write my poems on love

I live my lifelike water flowinglike this twilight

never give upnever fear

looking for my identityfor what I'm living in this world?other than to love someone

I do not want to be richall worldly desires come true

I just want to be like birds in the skyreached for the sun to flywant to be a successful personin the real world or virtualin body and soulin friendship and love

later when I reached for the sunwhen it also opened the door of this heartfor someone

the sun is the spice of happinesswhich makes the leaves dancewhich makes the birds singmakes you smile sweetly

so I'm always alonewriting poetry at dusk